Jumat, 16 Oktober 2009

Nama : Fitriyani
Nim : 09136
Kelas :1 C

Sejarah Perkembangan Keperawatan Di Indonesia


SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

FITRIYANI

09136

I C

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2009

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini saya membahas “SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA”, suatu pembelajaran untuk kami yang sangat penting untuk di ketahui.

Dan Alhamdulilah Akhirnya makalah ini telah selesai di sususun sedemikian rupa,mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama saya sendiri.AMIEN

.

Saya sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan semua itu datangnya dari saya dan apabila terdapat sedikit kelebihan itu semua datangnya dari Allah.SWT.Demi kesempurnaan makalah ini kedepannya saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat,

Makassar, 16 Oktober 2009

Penyusun’

Fitriyani

09136

i

Daftar Isi

ü Kata pengantar ...................................................................................................... i

ü Daftar Isi................................................................................................................ ii

ü Isi........................................................................................................................... iii

o Sejarah perkembangan Keperawatan di Indonesia

o Masa sebelum kemerdekaan

o Tahap-tahap perkembangan keperawatan

o Zaman kemerdekaan

ü Daftar pustaka....................................................................................................... iv

ii

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

Perkembangan keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi social dan ekonomi yaitu penjajahan pemerintahan colonial Belanda, Inggris dan Jepang serta situasi pemerintahan Indonesia setelah Indonesia merdeka Dibedakan atas :


Masa sebelum kemerdekaan

1. Masa penjajahan belanda I
Pada masa ini perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut VELPLEGEK dengan sebutan zieken oppaser sebagai penjaga rumah sakit. usaha pemerintahan Belanda dibidang kesehatan adalah :

· Mendirikan rumah sakit I Binnen Hospital di Jakarta pada tahun 1799

· Mendirikan rumah sakit II Butten Hospital

· Membentuk dinas kesehatan tentara (military gezond herds dients)

· Membentu Dinas Kesehatan Rakyat (Burgerlijke gezandherds dienst)


2. Zaman penjajahan Inggris
Gubernur jendral Rafles sangat memperhatikan rakyat semboyan :Kesehatan adalah milik manusia.
Usaha-usahanya dibidang kesehatan :

· Pencacaran secara umum

· Membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa

· Memperhatikan kesehatan pada para tawanan


3. Zaman penjajahan Jepang
Menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran yang juga merupakan zaman kegelapan dunia keperawatan di Indonesia. Kemunduran-kemunduran ini terlihat pada

· pekerjaan perawat dikerjakan oleh orang-orang yang tidak terdidik,

· Pimpinan RS diambil alih oleh orang-orang jepang,

· Obat-obatan sangat kurang

· Wabah penyakit terjadi dimana-mana.

Seiring dengan perkembangan keperawatan di dunia, dunia keperawatan di Indonesia juga mengalami tahap-tahap perkembangan sebagai berikut :

  1. Penjaga Orang sakit ( Zieken Oppasser)

Sebelum VOG dating ke Indonesia keperawatan di Indonesia masih bersifat tradisional (Berdasarkan nluri dan berhubungan dengan dukun dan roh.)Setelah VOG masuk ke Indonesia di dirikan sebuah rumah sakit pertama di sebut Binnen Hospital (1799). Tenaga perawat di ambil dari penduduk pribumi yang bertanggung jawab atas perawatan custodialpasen (bed-side-care) dan dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan pekerjaan yang di lakukannya, yaitu kepala rumah tangga atau kepala bangsal.(Binen Vadelrs/ziken vaders) dan penjaga orang sakit atau juru perawat (zieken oppassare).Tugas penjaga orang sakit meliputi kegiatan domestic,seperti menghasilkan bangsal dan memesak, mengontrol pasien, mencegah agar pasien tidak melarikan diri, dan menjaga pasien yang mengalami gangguan jiwa. Perwat pada masa ini bukan merupakan suatu perkejaan yang bersifat sukarela atau yang memerlukan kemampuan intelektual, melainkan di anggap sebagai pekerjaan yang hanya pantas di lakukan oleh indivadu yang memiliki derajat social rendah, sedangkan pelayanan kesehatan sendiri dilakukan oleh seorang dokter bedah dan pelayanan ini hanya di berikan oleh awak kapal, pegawai, dan orang-orang VOC.

Pada tahun 1800 dengan di bubarkannya VOC dan di ambil alihnya pemerintahan oleh belanda, kondisi kesehatan di Indonesia menjadi merosot tajam. Namun, pada tahun 1808 di bawah pemerintahan Gubernur Jendral HW Daendels (1762-1818) di bangun beberapa rumah sakit di beberapa kota bandung, semarang, Surabaya, dan beberapa rumah sakit kecil di Gatzinum. Pada zamaan ini sudah di terapkan sistim rujukan,pengelompokan pasien sesuai dengan penyakit, dan sanitasi rumah sakit. Tenaga kesehatan pada periode ini di bagi dalam 3 kelas yaitu kelas 1, kelas 2, kelas 3, serta di beri pangkat militer.

Selama penjajahan Inggris (1811-1817), usaha untuk mendidik tenaga kesehatan terutama bagi kaum peribumi menjadi perhatian yang besar. Pada tahun 1851 di dirikan sekolah kedokteran untuk peribumi(School Voor Inlandsche gameis Kundigen).

Lulusan stovia di sebut “Disebut dokter Jawa” yang bertugas membantu dokter belanda. Bidan-bidan bertugas untuk menggantikan dukun bayi yang di pandang pemerintah Belanda sebagai individu yang sangat bodoh.

b. Model keperawatan vocasional (awal abad ke 19)

Dengan datangnya misi kedokteran, dimulailah pekerjaan vocasional bagi tenaga perawat di rumah sakit Misionaris yang diawali dengan memberikan pelatihan sebagai pelatihan pendidikan keperawatan non vormal.

c. Model keperawatan Kuratif

Model keperawatan vokasional berkembang menjadi model kuratif pada tahun 1920 dan sangat di dukung oleh pemerintah pada waktu itu di bawah kepemimpinan gubernur Rafles. Ia mendukung pemberian vaksinasi cacar air dan pengobatan penyakit seksual bagi peri bumi. Rafles juga mengadakan pelatihan untuk para ulama dan took masyarakat di tingklat kabupaten, untuk di libatkan dalam kegiatan pengobatan dan vaksinasi kemudian di bentuk departemen khusus untuk menangani vaksinasi cacar yang berskala nasional. Dan untuk lebih mendukung pelaksanaan vaksinasi, pemerintah melatih tenaga perawat untuk di tugaskan di daerah pedesaan yang biasa di sebut sebagai mantra cacar.

Di rumah sakit, seseorang yang telah cukup berpengalaman yang disebut sebagai verpleger. Mereka ini di anggap mampu untuk melaksanakan berbagai tindakan dan pengobatan terhadap pasien ke rumah sakit yang lebih besar yang di layani oleh dokter-dokter yang sering di sebut dokter belanda.

d. Keperawatan semi professional

Pendidikan khusus keperawatan dengan system magang bagi lulusan sekolah dasar selama 4 tahun, mulai di selenggarakan. Para siswa yang berhasil menyelesaikan pendidikan khusus ini akan mendapatkan gelar sebagai berikut :

1. Diploma A1 : Perwaat umum atau,

2. Diploma B1 : Perawat Jiwa.

Mantri laki-l;aki yang berpengalaman minimal 2 tahun dapat melanjutkan pendidikannya ke sekolah mantra, juru perawat, atau mantra Verpleger kelas 1 selama 2 tahun. Khusus untuk mantra perempuan mereka dapat melanjutkan pendidikannya ke pendidikan kebidanan (diplomat C).

Pendidikan perawat atau Verpleger atau dasar sekolah menengah pertama diberikan kepada siswa berkebangsaan belanda dan Indo Eropa dengan gelar diploma A untuk keperawatan umum dan Diploma B untuk keperawatan Jiwa.

Pembagian kerja perawat berdasarkan gelar yang mereka peroleh sebagai berikut.

1. Mantri Verpleger ditugaskan untuk memberikan perawatan custodial di rumah sakit atau menjadi asisten laboratorium.

2. Mantri Verpleger kelas 1 ditugaskan untuk bekerja sebagai spesialis pengobatan di poliklinik.

3. Perawat atau Verpleger di tugaskan untuk merawat pasien berkebangsaan asing

e. Keperawatan Preventif

Pada tahun 1925, seiring dengan perkembangan tekhnoligi yang terjadi di Eropa, focus utama keperawatan ditunjukkan pada upaya preventif. Pemerintahan Belanda pada waktu itu menganggap bahwa sanitasi dan penyuluhan kesehatan sangat penting untuk mencegah terjadinya wabah suatu penyakit. Disamping itu, telah muncul kesadaran bahwa tindakan kuratif hanya bersifat sementara dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakatpada umumnya sangat minimal. Untuk mendukung upaya ini, di dirikanlahDienstder volks gezondheid, suatu lembaga pelayanan kesehatan masyarakat, dan sekolah mantra kesehatan di Purwokerto pada tahun 1937 dengan kurikulum utama pendidikan kesehatan untuk penduduk desa. Situasi ini terus berlanjut sampai bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945

f. Menuju Pelayanan Keperawatan Profesional

Pada tahun 1945, pelayanan keperawatan di Indonesia berkembang ke arah pelayanan keperawatan professional. Sekolah pengatur Rawat(SPR) dan sekolah bidan yang di dirikan untuk menyiapkan tenaga perawat di setiap rumah sakit besar, balai pengobatan, danBKIA. Tenaga perawat dan bidan inin berasal dari lulusan sekolah menegah pertama di tambah dengan pendidikan khusus selama tiga tahun. Di samping itu, juga telah dibuka sekolah guru perawat dan guru bidan.

Dalam persiapan ke arah profesionalisasi maka pada tahun 1974 dibentuk organisasi persatuan Perawat Nasional Indonesia yang merupakan gabungan dari beberapa organisasi kkeperawatan sebelumnya. Pembentukan organisasi yang merupakan satu-satunya wadah bagi perawat ini berawal dari reuni alumni sekolah guru perawat, guru bidan, dan pemelihara kesehatan masyarakat pada tahun 1967 di Bandung.

g. Keperawatan professional di Indonesia

Pada tahun 1983 melalui loka karya nasional perawatan yang di selenggarakan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan, departemen kesehatan RI dan DPP PPNI, telah di tetapkan ddefinisi mengenai tugas dan fungsi perawat di Indonesia.

Dari hasil lokakaryatersebut di kembangkan pendidikan perawat setingkat akademi (DIII), sarjanana (S1), pasca sarjana (S2), serta D IV di Indonesia. Sejak tahun 1992 melalui UU no.23 tentang kesehatan maka keberadaan, memprofesionalisasi, dan badan ilmu keperawatan, telah di akui oleh pemerintah. Dengan pengakuan ini, profesionalisasi dan pendidikan keperawatan dapat berkembang sampai ke jenjang S3

Zaman kemerdekaan
Usaha-usaha dibidang kesehatan tahun 1949 mulai dibangun rumah skit dan balai kesehatn. Tahun 1952 mulai didirikan sekolah perawat yaitu sekolah guru perawat dan sekolah perawat setingkat SLTP tahun 1962 mulai didirikan pendidikan keperawatan professional.

Tahun 1962-sekarang
Keperawatan mulai berkembang dengan pesat
Tahun 1962 mulai banyak berdiri akademi keperawatan (AKPER) tahun 1985 program studi ilmu keperawatan (PSIK) diselenggarakan oleh fakultas kedokteran universitas Indonesia lulusan I tahun 1988
Dampak : Meningkatkan pelayanan keperawatan, pendekatan proses keperawatan dan meningkatkan peran dan fungsi perawat.

Daftar Pustaka

Ø Soeward (1991).RINGKASAN KEPERAWATAN.penerbit Bhrata.Jakarta

Ø Ali,zaidin,Haji (2001).DASAR-DASAR KEPERAWATAN PROFESIONAL.Widiamedika.Jakarta

Ø http://sejarahkeperawatan.blogspot.com/2008_05_01_archive.html

iv